RKAP 2022 disusun dengan optimisme pemulihan ekonomi di tahun 2022 yang diperkirakan berangsur membaik. Optimisme pemerintah tergambar pada asumsi dasar makro melalui upaya akselerasi pemulihan ekonomi nasional dari dampak pandemi COVID-19. Pemulihan perekonomian Indonesia akan lebih kuat pada rentang asumsi pertumbuhan ekonomi nasional 5,2-5,5 persen ( yoy), inflasi di kisaran 3% ( yoy). Keyakinan pemerintah tersebut dilandasi membaiknya perekonomian pada akhir kuartal 3 tahun 2021 dan melandainya penambahan pasien covid 19.

Proses pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19 diprediksi akan berlangsung relatif cepat tahun depan. Oleh karena itu, prospek perekonomian nasional diperkirakan membaik pula. Maka dengan mengusung optimisme yang tinggi menghadapi tahun 2022, perusahaan meyakini ada banyak peluang yang masih dapat dioptimalkan untuk dapat mencapai target RKAP 2022 yang telah ditetapkan melalui sejumlah inisiatif strategis sebagai berikut :

  1. Fokus pada pertumbuhan pendapatan di lini bisnis yang memberikan kontribusi positif
  2. Peningkatan pangsa pasar (market share) dengan memperbaiki saluran (channel) distribusi
  3. Pengembangan investasi pada penambahan outlet bisnis waralaba
  4. Penguatan pondasi struktur permodalan sesuai dengan profil risiko untuk memastikan keberlangsungan usaha dan mengantisipasi pertumbuhan bisnis mendatang
  5. Peningkatan layanan dalam hal customer experience yang disertai mitigasi risiko terhadap seluruh proses bisnis
  6. Pengelolaan aset dan liabilitas yang optimal
  7. Mengoptimalkan pelaksanaan program efisiensi biaya
  8. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dari infrastruktur teknologi informasi guna mendukung pertumbuhan bisnis dan menyempurnakan proses bisnis internal
  9. Pengelolaan SDM secara konsisten dan pengembangkan kapabilitas SDM yang adaptif sesuai dengan perubahan bisnis yang semakin cepat
  10. Membangun budaya kerja berbasis peningkatan kinerja dan integritas


Pada RKAP tahun 2022, pendapatan KWSG diproyeksikan sebesar Rp 2,12 trilyun atau naik sebesar 10,66% dari prognose 2021 sebesar Rp 1,92 trilyun yang diperoleh dari lini bisnis perdagangan bahan bangunan, simpan pinjam
dan pembiayaan syariah, perdagangan umum, waralaba dan ekspedisi. SHU sebelum pajak diproyeksikan sebesar Rp 1,18 milyar atau naik sebesar 52,51% dari prognose 2021 sebesar Rp 771 juta dengan EBITDA sebesar Rp 24,15 milyar atau turun sebesar 22,44% dari prognose 2021 sebesar Rp 31,14 milyar. Adapun aset diproyeksikan sebesar Rp 773,72 milyar atau naik sebesar 4,80% dari prognose 2021 sebesar Rp 738,26 milyar.

Manajemen senantiasa optimis dapat mencapai target pertumbuhan bisnis pada masa mendatang. Hal ini didasarkan pada usaha dan keyakinan kami bahwa kinerja pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang tetap terjaga di tengah tantangan makro ekonomi dan pandemi Covid-19. Kunci untuk dapat mencapai keberhasilan adalah keinginan untuk terus belajar, khususnya dalam menghadapi tantangan. Oleh karena itu RKAP 2022 ini disusun dengan serangkaian inovasi dan terobosan di setiap lini. Dengan komitmen yang kuat, langkah-langkah yang terukur dan berkesinambungan, serta dukungan dari para pemangku kepentingan, kami yakin bahwa perusahaan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam RKAP 2022 dan akan terus bertumbuh dan meraih pencapaian yang lebih besar di masa depan. Aamiin.

Kategori: Berita Terbaru